aku dan cerita hidupku

dan lihatlah sekelilingmu,
hidup tehampar melukiskan sebuah kisah.
tentang dirimu, tentang diriku, tentang kita manusia..

Senin, 22 Februari 2010

akulah sang penikmat

tiga kata itulah yang menurutku paling pas untuk menjadi sebuah judul bagi entri perdanaku di blogku yang baru.. pada dasarnya aku tidak mendedikasikan blog ini untuk dibaca khalayak ramai. sebab kelak blog inilah yang menjadi tempat penyaluran segala unek-unek enek yang ada di dalam kepala dan hatiku. aku pikir dari pada disimpan di kepala dan di hati dalam rentang waktu yang lama, lebih baik dibuang dan dimodifikasi saja menjadi sebuah karya-yang pastinya gak mutu, haha.. namun setelah aku kaji ulang tak ada salahnya juga jika ada yang membaca selain diriku. namanya juga sampah, siapa saja boleh memungutnya kemudian dibuang ke tempat sampah atau di bakar menjadi abu, atau pula dicopas ke tempat lain (kemungkinan yang terakhir itu kayaknya gak mungkin banget). kembali lagi ke tiga kata yang menjadi judul postingan ini, Akulah Sang Penikmat. satu hal yang pasti, aku akan mengusahakan semaksimal mungkin untuk tidak menyebutkan siapa diriku. sebab bisa saja beberapa postingan kelak menguak beberapa aibku atau aib orang lain yang tentunya dapat menurunkan citra seorang penikmat. aku sebutkan diriku sebagai seorang penikmat karena memang aku menuhankan agama konsumtif dalam hidupku. dalam dunia akademika aku tak memiliki bakat mengajar sedikit pun, hanya mampu belajar dan belajar. dalam dunia tulis-menulis aku pun tak memiliki kemampuan yang baik untuk menuliskan apa saja menjadi sebuah tulisan yang baik (ya seperti tulisan ini sebagai contoh nyatanya), hanya mampu dan senang membaca dan membaca. apalagi?? ah soal dunia musik tentunya; sumpah mampus aku pun tak memiliki kemampuan memainkan segala alat musik, bahkan menyanyi pun begitu banyak yang komplain merasa terganggu akan kemerduan suara kaleng rombengku. tak lupa menyangkut ranah perfilman; jangankan menjadi bintang film, sutradara, atau produser. itu sesuatu yang tidak mungkin pikirku. tak terjangkau. bahkan menjadi peran pembantu yang memerankan pembantu pun tak cocok kiranya.. namun jangan salah sangka dulu brur, aku tidak bermaksud untuk kufur. hal-hal tersebut tidak akan mengurangi rasa syukur secuil pun atas hidup yang telah diberikan kepadaku. sesuai tulisan di atas, ini hanya sebuah unek-unek enek yang bahkan seluruh manusia pun memilikinya kukira.. aih, ini sajalah buat pembuka. ojo akeh-akeh mengko aku dewe ra mudeng..



sang penikmat

*gambar diambil dari sulur.waordpress.com